BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 01 Oktober 2009

Ratusan Warga Padang Pariaman Bertahan Perbukitan Lubuk Alung

MEDAN, Ratusan warga Sungai Rambah, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, yang rumahnya hancur akibat gempa berkekuatan 7,6 skala richter (SR), Rabu saat ini masih bertahan mengungsi ke Lubuk Alung (kawasan perbukitan).

Warga yang kehilangan tempat tinggal itu ditampung di sejumlah rumah-rumah penduduk, balai desa dan sebagian lagi di tenda-tenda yang didirikan oleh pemerintah daerah setempat, kata warga Desa Sungai Rambah, Agus Tanjung (38) yang menghubungi keluarganya Rizal (43) di Medan, Kamis (1/10).

Menurut dia, rumah warga di Desa Sungai Limau atau sekitar lebih kurang 28 km dari Lubuk Alung, seluruhnya roboh dan tidak bisa ditempati lagi, maka seluruh masyarakat terpaksa pindah ke desa lain yang tidak terkena goncangan gempa.

"Saya bersama tiga orang anak dan ibu harus mengungsi ke tempat lain, karena rumah peninggalan dari nenek yang telah berusia puluhan tahun itu rata dengan tanah," ujar Agus yang meneteska air mata saat bertelpon dengan saudaranya yang tinggal di Medan.

Agus menjelaskan, saat terjadinya gempa yang cukup kuat itu, dia bersama anak-anaknya lagi berkumpul dan juga didampingi andeh (uwak) Hj Ratna (63) warga Sibolga, Sumut yang sudah satu minggu berada di kampung.

Andeh Hj Ratna berada di Desa Sungai Rambah itu, untuk melihat adiknya Upik Duku (50) yang akan berangkat ke Tanah Suci Makkah, pada 23 Oktober 2009. Namun, tidak berapa lama rumah yang kami tempati itu, tiba-tiba seperti ada orang yang "menghoyak" atau menggoyang, sehingga kami lari berhamburan untuk menyelamatkan diri ke luar rumah agar tidak tertimpa reruntuhan.

"Dengan berlari ke luar rumah, maka saya dan anak-anak serta yang ada di dalam rumah itu selamat dan tidak ada yang mengalami luka-luka. Alhamdulillah Allah SWT masih menolong dan melindungi saya, kejadian ini tidak pernah akan dilupakannya," kata Agus.

Dia menjelaskan, sebelumnya pihak keluarga yang ada di Padang, Medan, Jakarta, Pekanbaru maupun di Sibolga menganggap dirinya ikut tertimpa reruntuhan bangunan. Apalagi, sejak kejadian gempa itu, Rabu sore, alat komunikasi terputus total dan tidak dapat menghubungi sanak dan famili yang ada di perantauan.

"Alhamdullilah, saluran komunikasi saat ini sudah mulai agak lancar, kendati masih terputus-putus serta suaranya kurang begitu jelas," katanya.

Gempa terjadi di Padang, Sumbar, Rabu (30/9) pukul 17.16 WIB berkekuatan 7,6 SR menghancurkan ribuan bangunan, ratusan korban jiwa, merusakkan gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan jalan mengalami retak-retak.

Pusat gempa tersebut berada sekitar 0,84 Lintang Selatan dan 99,65 Bujur Timur dengan kedalaman mencapai 71 km di dasar laut dan 57 km arah Barat Daya, Pariaman.

Gempa yang cukup kuat itu tidak hanya dirasakan di Kota Medan, Jakarta, Palembang, Jambi, Lampung, Bengkulu, Batam, Pekanbaru, tetapi juga di negara jiran Malaysia dan Singapura.

0 komentar: